My Quote Today

On the stage he was natural, simple, affecting. It was only when he was off, he was acting
glitter-graphic.com

Minggu, 13 Februari 2011

Di Saat Islam Berbicara Tentang Cinta

Di Saat Islam Berbicara Tentang Cinta
Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan ‘supercalis’ bangsa Romawi kuno  yang kemudian berubah menjadi ‘acara keagamaan’ yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine. St Valentine sendiri adalah seorang pendeta yang dihukum mati karena menentang Kaisar Claudius II yang melarang pernikahan di kalangan pemuda. Dari sejarahnya, ‘Valentine day’ sudah jelas bukan berasal dari ajaran Islam.
Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia yang merupakan sebuah fitrah. Akan tetapi, hal tersebut dapat menimbulkan kefasikkan kalau kita sendiri sebagai muslim tidak memahami terhadap hal yang kita ikuti tersebut. Mari kita renungkan sejenak firman Allah Swt di bawah ini :


“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)

            Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera (mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan, bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu. Oleh karena itu, Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut taqlid. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Tirmidzi).

Tujuan mengungkapkan rasa kasih sayang dan cinta di muka bumi ini adalah tujuan yang baik. Akan tetapi, bukan hanya sehari untuk setahun dan bukan pula berarti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk selalu berkasih sayang dan menjalin rasa persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Swt Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan, Rasulullah Muhammad SAW bersabda :

Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Islam telah mengajarkan kepada kita agar kita selalu menebarkan cinta dan kasih sayang di mana dan kapan pun kita berada. Bahkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an Islam dengan jelas menggambarkan cinta itu dalam lantunan ayat yang indah. Islam menyajikan pelajaran yang berharga tentang manajemen cinta; tentang bagaimana manusia seharusnya menyusun skala prioritas cintanya. Urutan tertinggi perasaan cinta adalah kepada Allah SWT, kemudian kepada Rasul-Nya (QS 33: 71). Cinta pada sesama makhluk diurutkan sesuai dengan firman-Nya (QS 4: 36), yaitu kedua orang ibu-bapa, karib-kerabat (yang mahram), anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya. Sedangkan harta, tempat tinggal, dan kekuasaan juga mendapat porsi untuk dicintai
pada tataran yang lebih rendah (QS 9: 24). 

Perasaan cinta adalah abstrak. Namun, perasaan cinta bisa diwujudkan sebagai perilaku yang tampak oleh mata. Di antara tanda-tanda cinta seseorang kepada Allah SWT adalah banyak bermunajat, sholat sunnah, membaca Al Qur'an dan berdzikir karena dia ingin selalu bercengkerama dan mencurahkan semua perasaan hanya kepada-Nya. Bila Sang Khaliq memanggilnya melalui suara adzan maka dia bersegera menuju ke tempat sholat agar bisa berjumpa dengan-Nya. Bahkan bila malam tiba, dia ikhlas bangun tidur untuk berduaan (ber-khalwat) dengan Rabb kekasihnya melalui shalat tahajjud. Dalam tataran muamalah, kita dapat melihat cinta melalui seorang ibu yang mencintai anaknya dengan sepenuh hati dan seorang ayah yang rela bekerja keras demi keluarganya. Begitu pula sebaliknya, seorang anak yang dengan kesungguhan hati menjaga kehormatan keluarganya serta saudara-saudaranya. Hal tersebut tidak mungkin dapat terwujud tanpa adanya cinta. Cinta dan kasih sayang akan menjadikan dunia ini terasa indah dan menyenangkan karena begitulah Allah Swt mencintai makhluknya. Wassalamu’alaikum !!


Oleh                : Asep Sarifudin Kimia 46
Sumber            : Dari berbagai sumber seperti halaqah.net, moslemsunnah, dan sumber lainnya dengan beberapa perubahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar