My Quote Today

On the stage he was natural, simple, affecting. It was only when he was off, he was acting
glitter-graphic.com

Minggu, 16 Oktober 2011

Menembus Batas Keterbatasan

Suatu ketika rekan kita mengatakan, “Untuk apa anda kerja keras seperti ini, padahal anda tahu persis bahwa anda tidak akan mendapatkan penghargaan apa-apa?”
 Apa yang akan kita lakukan selanjutnya ? Pastinya kita tidak ingin produktivits kita terhenti begitu saja hanya karena mendapat perlakuan sinis seperti itu. Namun kita juga perlu bersiap setiap saat, karena hal semacam itu akan muncul kapan saja tanpa memberikan peringatan apapun.
 Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna , tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagainya. Jika semua keterbatasan itu dijadikan sebagai kotak Korek api , prestasi dan kemampuan kita menjadi terhambat. Tanpa kita sadari , kita mengalami hal yang sama dengan kutu tersebut. Lingkungan yang buruk , hinaan, masa lalu yang buruk, kegagalan yang beruntun, dan perkataan teman atau pendapat tetangga seolah membuat kita terkurung dalam kotak korek api atau kotak-kotak lainnya, bahkan kotak semu yang membatasi semua kelebihan kita. Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apapun yang mereka katakan tanpa pernah membuat sebuah perenungan, kita akan terus terjebak. Kita tidak akan pernah lagi mempercayai diri sendiri karena sepenuhnya kita bertindak sesuai dengan apa yang mereka katakan tentang kita.
 Tidakkah kita pernah mempertanyakan bahwa kita bisa melompat tinggi dan lebih jauh kita mau menyingkirkan ‘Kotak’ itu?. Tidakkah kita ingin membebaskan diri agar bisa mencapai sesuatu yang selama ini kita anggap diluar batas kemampuan kita?
Beruntung sebagai manusia kita dibekali Oleh Tuhan kemampuan untuk berjuang sehingga tidak mudah menyerah terhadap apapun. Oleh karena itu , teruslah berusaha mencapai apapun yang kita cita-citakan . Rasa sakit, lelah dan tegang hilang seketika saat kita sudah sampai dipuncak kebahagiaan. Seluruh pengorbanan terbayar sudah. Jika potensi yang sesungguhnya ingin kita munculkan, bersaksilah untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh dibawah rata-rata ia mampu menjadi presenter Televisi. Kitapun mungkin mengenal Hellen Keller. Dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, ia berhasil meruntuhkan dinding- dinding yang mengungkungnya. Walaupun ia buta, tuli, dan gagu, ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di Harvard University.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar