My Quote Today

On the stage he was natural, simple, affecting. It was only when he was off, he was acting
glitter-graphic.com

Rabu, 28 Desember 2011

Pelangi Harapan


Dunia pendidikan merupakan salah satu barometer bangsa yang dapat dijadikan sebagai acuan apakah suatu negara tersebut telah dapat berkembang menuju ke arah yang lebih baik. Di Indonesia, pemerintah mencantumkan pentingnya pendidikan itu di dalam Undang–Undang Dasar 1945 BAB XIII pasal 31 mengenai pendidikan dan kebudayaan. UUD 1945 pasal 31 ayat 3 menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanana dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang – undang  dan UUD 1945 pasal 31 ayat 5  menyatakan bahwa pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai – nilai agama dan persatuan bangsa untuk peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, proses pembelajaran yang baik harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
Landasan program Pelangi Harapan Mengajar ini adalah pembelajaran asosiatif dengan landasan asosiasi sebagai prinsip dasar kinerja ingatan. Tidak perlu dipertanyakan lagi dan tidak perlu dijelaskan lebih jauh tentang struktur otak yang berlipat dengan berbagai hubungan diantara sel-selnya yang menakjubkan. Namun sebagai batu pijakan untuk penjelasan berikutnya tentang sistem pembelajaran asosiatif yang akan dibahas dalam artikel ini, maka artikel ini akan diawali dengan bagaimana otak memberi makna pada suatu obyek yang akan diingatnya. Obyek yang akan diingat tersebut sangat bervariasi. Mulai dari yang dapat diucapkan, hingga yang tidak dapat diwakili dengan ucapan. Mulai dari yang riil, hingga berbagai hal yang abstrak.
Semua hal dapat diingat oleh otak kita. Bahkan kita kekurangan waktu untuk mengingat semua hal tersebut. Karena dalam proses konsolidasi ingatan diperlukan waktu, sehingga ingatan kita yang tidak terbatas ternyata dibatasi oleh waktu. Waktu dapat menjadi sahabat paling baik bagi ingatan, bahkan bisa menjadi musuh terselubung bagi ingatan. Menjadi sahabat karena kita memanfaatkan waktu tersebut untuk mengingat kembali, memperkuat apa yang telah diingat. Sebaliknya menjadi musuh karena kita tidak melatih ingatan kita selama kurun waktu tertentu sehingga ingatan kita melemah. Maka, karena waktu merupakan faktor pembatas bagi ingatan kita, otak memiliki mekanisme efisiensi kinerja terhadap waktu. Yaitu lupa. Terutama lupa terhadap hal-hal yang telah lampau. (Restak, 2004)
belakangnya proposal 2Otak kita mencakup masa lalu, masa kini, dan masa depan. Semua terhubung baik secara sistematis maupun tidak sistematis, karena beberapa orang memiliki alur berpikir yang tidak sistematis. Hubungan tersebut misalnya di masa lalu waktu saya kecil telah diajarkan bagaimana cara menanam, dan sampai sekarang saya menyukainya sehingga saya sekarang sebagai mahasiswa fakultas pertanian. Di masa depan, saya ingin menjadi seorang pengusaha yang bergerak di bidang pertanian tropika. Dari alur ingatan masa lalu hingga masa depan tersebut, dapat terlihat adanya asosiasi. Semuanya berhubungan. (Restak, 2004)
Sampai saat ini, belum ada definisi tentang ingatan. Yang ada sampai saat ini ada mekanisme terbentuknya ingatan, yaitu dengan prinsip asosiasi itu sendiri. Dan jika harus mendefinisikan arti ingatan, maka ingatan itu adalah asosiasi yang terbentuk di dalam otak kita, terdefinisikan melalui mekanisme pembentukannya. Mengapa? Karena hampir tidak ada yang kita ingat tanpa asosiasi. Misalnya, jika saya mengatakan sendok, maka ingatan anda memanggil asosiasi berupa gambaran dalam otak anda mengenai bentuk atau gambaran berbagai macam sendok, padahal bentuk gelombang suara yang diterima telinga sangat berbeda dengan bentuk sendok yang terbayang di dalam otak. Kita tidak dapat mengingat kata sendok sebelum kata sendok itu diucapkan atau dituliskan ketika kita melihat benda tersebut. (Jensen, 2002)
Contoh lain misalnya kita tidak mengingat apakah sendok  itu kecil, sebelum kita melihat sendok yang lebih besar. Maka dalam hal ini, terdapat asosiasi atau hubungan ukuran sehingga otak mampu mengingatnya. Setelah terbentuknya asosiasi di dalam otak, maka otak mencerna makna dari asosiasi tersebut kemudian mengingatnya. Jika hanya kata sendok, tanpa makna, maka akan sulit diingat. Tanpa makna berarti tidak penting, dan tidak perlu diingat.
belakangnya proposal 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar