Penanganan Limbah Industri Pangan
Industri pangan mempunyai kewajiban untuk menangani limbahnya dengan baik. Dengan demikian banyak dana yang dapat dihemat karena industri tersebut terhindar dari kerugian ekonomi akibat kompensasi masalah yang dapat timbul akibat limbah yang tidak tertangani dengan baik. Disamping itu penanganan limbah juga merupakan tanggung jawab sosial industri terhadap lingkungan. Menurut perkiraan, dari semua bahan pangan yang diolah secara industrial, 20% menjadi limbah.
Pertumbuhan penjualan pangan dalam kemasan merupakan informasi yang menggembirakan bagi dunia industri dan perdagangan pangan. Namun ada fakta lain dari pertumbuhan penjualan ini yang juga layak mendapatkan perhatian, yaitu meningkatnya volume limbah pengemas pangan ( food pacaging waste ). Kelompok ilmiah ini mencakup bentuk-bentuk seperti kantongplastik, film, sachet, pouch, dan botol. Dari segi material, kelompok limbah ini umumnya tidak dapat terurai secara biologis ( non-biodegredable) berupa plastik dan laminates. Limbah kemasan pangan yang terbuat dari material plastik yang tergolong dalam polyethylene (PE), polyvinyl chloride (PVC), high density polyethylene (HDPE), dan polythylene terrepthalate (PET) serta yang lain (Foodreview, 2008: Edisi 12).
Opsi dari manajemen penanganan limbah yang dapat dilaksanakan di industri pangan antara lain adalah pencegahan terbentuknya limbah yang berlimpah dengan mempraktekkan teknologi proses yang lebih efisien, pelaksanaan proses daur ulang limbah yang dihasilkan atau memanfaatkan limbah industri sebagai bahan baku industri lainnya, dan perbaikkan kualitas limbah yang dihasilkan melalui proses pengolahan limbah yang sistematis. Kalangan industri pangan, yang meliputi pabrik pengolah pangan maupun usaha pangan siap saji seperti restoran dan kantin, dapat mempraktekkan penanganan limbah sejak awal dengan pencegahan polusi, sehingga dapat mengklaim industrinya sebagai industri yang peduli lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar